Pada artikel kali ini penulis akan menjelaskan mengenai Project Life Cycle dan SDLC dari pengertian, hubungan, tahapan serta penjelasan metodologi pengembangan software, langsung saja kita bahas bersama.
Apa itu Project Life Cycle ?
Menutut situs sis.binus.ac.id , "Project life cycle adalah siklus kehidupan dari sebuah projek sejak projek itu ditentukan dan direncanakana hingga projek memasuki tahap diakhiri dan dievaluasi."
Menurut situs cio.wiki.org , "The Project Life Cycle (see figure below) refers to a series of activities which are necessary to fulfill project goals or objectives. Projects vary in size and complexity, but, no matter how large or small, all projects can be mapped to the following life cycle structure"
Translate : "Siklus Hidup Proyek (lihat gambar di bawah) mengacu pada serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk memenuhi tujuan atau sasaran proyek. Proyek bervariasi dalam ukuran dan kompleksitas, tetapi, tidak peduli seberapa besar atau kecil, semua proyek dapat dipetakan ke struktur siklus hidup"
Apa saja tahapan Project Life Cycle ?
Didalam Project Life Cycle ada 4 fase yang mendasari hal tersebut yaitu :
Initiation Pharse :
mengidenfikasi projek yang akan dikerjakan, tujuan dan pastinya memiliki nilai untuk dikerjakan. "Definite Project Goal, Project constrainsts and Problem Statements." by bussiness.adobe.com ,
Menurut situs bussiness.adobe.com "The initiating phase of the project life cycle consists of two separate processes: the project charter and stakeholder register. This phase is to determine the vision for your project, document what you hope to accomplish through a business case, and secure approvals from a sanctioning stakeholder"
Translate " Fase awal dari siklus hidup proyek terdiri dari dua proses terpisah: piagam proyek dan daftar pemangku kepentingan. Fase ini adalah untuk menentukan visi proyek Anda, mendokumentasikan apa yang ingin Anda capai melalui kasus bisnis, dan mendapatkan persetujuan dari pemangku kepentingan yang memberikan sanksi."
Didalam situs bussiness.adobe.com menyebutkan bahwa ada beberapa kunci penting dalam project yaitu :
- Business case
- Project scope
- Deliverables
- Objectives
- Resources needed
- Milestone plan and timeline
- Cost estimate
- Risks and issues
- Dependencies
Taking the time to get your goals and objectives clearly defined will mean that the project will be easier to work on.
Translate "Meluangkan waktu untuk menentukan tujuan dan sasaran Anda dengan jelas akan berarti bahwa proyek akan lebih mudah untuk dikerjakan."
Everyone involved will be able to discuss their own suggestions or concerns and the budget and costs can be agreed and signed off upfront. Having this initiating phase is important not only for the project, but for all the teams involved to have their say on what is needed for the project.
Translate "Setiap orang yang terlibat akan dapat mendiskusikan saran atau masalah mereka sendiri dan anggaran serta biaya dapat disepakati dan ditandatangani di muka. Memiliki fase inisiasi ini penting tidak hanya untuk proyek, tetapi juga untuk semua tim yang terlibat untuk memberikan pendapat mereka tentang apa yang dibutuhkan untuk proyek tersebut."
Planning Pharse :
Menurut sis.binus.ac.id "Setelah mengetahui tujuan jelas dari pengerjaan projek, tim projek akan menentukan triple constraint (scope, time dan budget) untuk pengerjaan projek. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan salah satu alat bantu dari Sinnaps project management tool. Alat ini dapat membantu projek manager dan tim untuk memastikan bahwa projek yang direncanakan sesua dengan tujuan awal. Gantt chart: the Gantt-flow, dengan tool ini, tanggung jawab dan peran tim projek akan mudah didokumentasikan dan disimpan kedalam aplikasi berbasis cloud."
Menurut bussiness.adobe.com :
During the planning phase, it is important that the first thing to do is outline and define the reason for the project. By answering the following questions, you can clearly see what the project needs to achieve.
Translate : "Selama fase perencanaan, penting bahwa hal pertama yang harus dilakukan adalah menguraikan dan menentukan alasan proyek. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, Anda dapat dengan jelas melihat apa yang perlu dicapai proyek."
- What exactly are we going to do?
- How are we going to do it?
- When are we going to do it?
- How will we know when we’re done?
As part of the planning phase, you will need to work with the team to put the full infrastructure in place and delegate certain tasks. This plan should include:
Translate : "Sebagai bagian dari fase perencanaan, Anda perlu bekerja dengan tim untuk menyiapkan infrastruktur lengkap dan mendelegasikan tugas-tugas tertentu. Rencana ini harus mencakup :"
- Project management plan
- Project scope
- Work breakdown structure
- Resource plan
- Budget estimation
Getting the plan in place, with the whole team’s involvement can be tricky to work out. But giving every department a chance to be involved in the plan will mean that there are fewer issues further down the line.
Translate : "Mendapatkan rencana di tempat, dengan keterlibatan seluruh tim bisa jadi sulit untuk dikerjakan. Tetapi memberi setiap departemen kesempatan untuk terlibat dalam rencana akan berarti bahwa ada lebih sedikit masalah di kemudian hari."
Execution Pharse :
Menurut sis.binus.ac.id :
"Projek manager harus mengatur dan mengarahkan tim dalam pengerjaan
projek agar tetap sesuai pada perencaan awal, tepat sasaran, jadwal dan
budget supaya mencapai tujuan projek (implementation, controlling and
monitoring). ‘Kick-off’ meeting merupakan meeting pertama kali sebuah
proyek yang baru diterima, di mana setiap orang (projek manager dan tim
projek) menyamakan persepsi mereka, dan memastikan bahwa setiap orang
saling memahami peran masing-masing. Komunikasi merupakan kunci dalam
sebuah kick-off meeting."
Menurut bussiness.adobe.com :
The executing phase should involve the following vital parts:
- Team development
- Stakeholder engagement
- Quality assurance
- Communications
- Client management
This phase is where the magic happens — where most of the budget is allocated and most of the project deliverables are produced. You take your project plan and put it into action, whether that takes weeks, months, or even years.
Translate : Fase ini adalah tempat keajaiban terjadi — di mana sebagian besar anggaran dialokasikan dan sebagian besar hasil proyek diproduksi. Anda mengambil rencana proyek Anda dan mewujudkannya, apakah itu membutuhkan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Villanova University defines the goal of this phase as, “managing teams effectively while orchestrating timeline expectations and reaching benchmark goals.”
Translate : Universitas Villanova mendefinisikan tujuan fase ini sebagai, "mengelola tim secara efektif sambil mengatur ekspektasi garis waktu dan mencapai tujuan benchmark."
During this time, communication is important, there will be times where the client or stakeholders will want to updates and progress reports.
Translate : Selama waktu ini, komunikasi itu penting, akan ada saatnya klien atau pemangku kepentingan ingin memperbarui dan melaporkan kemajuan.
Having a reliable project management system in place will save a lot of headaches for you and your team. It will be easier for tasks to be crossed off, see where deadlines and deliverables are up to and give you and the team insight into what still needs to be done.
Translate : Memiliki sistem manajemen proyek yang andal akan menghemat banyak masalah bagi Anda dan tim Anda. Akan lebih mudah bagi tugas untuk dicoret, melihat di mana tenggat waktu dan hasil sampai dan memberi Anda dan tim wawasan tentang apa yang masih perlu dilakukan.
With Adobe Workfront, you can keep the whole project team updated and make reporting to clients and stakeholders easier.
Translate : Dengan Adobe Workfront, Anda dapat terus memperbarui seluruh tim proyek dan membuat pelaporan ke klien dan pemangku kepentingan menjadi lebih mudah.
Project Closure :
Menurut sis.binus.ac.id :
"Sebelum projek pengerjaan projek diakhiri, projek manager akan mengecek seluruh pekerjaan sudah sesuai dengan rencana."
Menurut bussiness.adobe.com :
Sebelum memasuki Project Closure ada Fase Monitoring dan Controlling yang dijelaskan sebagai berikut :
When in the monitoring and controlling phase you will need to make sure that you can keep an eye on the overall progress of the project as well as individual aspects. You will always need to stay vigilant and keep up to speed with tracking and reporting with the team, so you are aware of any potential problems before they get out of hand. It is also worth having another member of the project team (or one from each department) to act as another quality controller or reporter, they can help you keep track of everything in their team and have regular meetings to update on all aspects, so everyone is kept on track.
Translate : "Ketika dalam fase pemantauan dan pengendalian, Anda perlu memastikan bahwa Anda dapat mengawasi kemajuan proyek secara keseluruhan serta aspek individu. Anda harus selalu waspada dan mengikuti perkembangan pelacakan dan pelaporan dengan tim, sehingga Anda mengetahui potensi masalah sebelum menjadi tidak terkendali. Ada baiknya juga meminta anggota lain dari tim proyek (atau satu dari setiap departemen) untuk bertindak sebagai pengontrol kualitas atau reporter lain, mereka dapat membantu Anda melacak semua yang ada di tim mereka dan mengadakan pertemuan rutin untuk memperbarui semua aspek, jadi semua orang disimpan di jalur."
Kemudian bussiness.adobe.com menjelaskan Fase Closing sebagai berikut :
The final phase of the project life cycle is the closing phase. It is more than simply checking off the project as done and closing the project down. It’s essential to formally close the project and secure a sign-off or approval from the customer, stakeholders, and/or project sponsor.
Translate : Fase terakhir dari siklus hidup proyek adalah fase penutupan. Ini lebih dari sekadar memeriksa proyek yang sudah selesai dan menutup proyek. Sangat penting untuk secara resmi menutup proyek dan mendapatkan persetujuan atau persetujuan dari pelanggan, pemangku kepentingan, dan/atau sponsor proyek.
This process might include:
- Delivering the project
- Hosting a post-mortem meeting
- Archiving project records
- Celebrating or acknowledging the achievement
- Officially disbanding or releasing the team
The importance of this final step of the project life cycle can’t be overstated, especially as more organizations are adopting the Hollywood model of work, where temporary teams come together around a specific project, and then disband and regroup for another project. This is important for project management teams, especially those that involve freelancers or consultants.
Translate : Pentingnya langkah terakhir dari siklus hidup proyek ini tidak dapat dilebih-lebihkan, terutama karena semakin banyak organisasi yang mengadopsi model kerja Hollywood, di mana tim sementara berkumpul di sekitar proyek tertentu, dan kemudian bubar dan berkumpul kembali untuk proyek lain. Ini penting bagi tim manajemen proyek, terutama yang melibatkan freelancer atau konsultan.
Apa itu SDLC ?
Menurut Wikipedia , Dalam rekayasa sistem, sistem informasi, dan rekayasa perangkat lunak, daur hidup pengembangan sistem atau siklus hidup pengembangan sistem (juga dikenal dengan istilah bahasa Inggris: systems development life cycle, disingkat SDLC) adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi.
SDLC (Software devolopment life cycle) adalah pendekatan terstuktur untuk pengembangan sebuah sistem bisnis.
SDLC memiliki 6 fase yang umum dikenal yaitu :
- Planning : mengidentifikasi masalah, peluang, dan objek
- Analysis : menentukan informasi yang diperlukan, keperluan analisis sistem, dan persiapan penulisan proposal sistem yang dibangun.
- Design : desain dan membangun sistem yang dipilih hingga akhir dari fase analisis dan membuat dokumentasi untuk menyertai sistem.
- Implementation : membangun sistem dengan coding, mempersiapkan database sistem.
- Testing and Integration : unit testing, integration testing, system testing, dan acceptance testing.
- Maintenance : perbaikan dan pembaruan sistem yang diperlukan.
Apa Hubungan Project Life Cycle dan SDLC ?
Seperti yang kita ketahui bahwa didalam Project Life Cycle ada fase eksekusi dimana disini fase sangat penting, fase dimana projek yang telah direncanakan akan dieksekusi, disinilah anggaran akan banyak dipakai, disinilah banyak terlibat, seperti penjelasan diatas didalam fase eksekusi ada namanya pengembangan dan manajemen, didalam pengembangan inilah yang berhubungan dengan SDLC , SDLC selaku pendekatan terstruktur untuk pengembanggan sistem maka peranan SDLC disini dimulai, dengan acuan SDLC maka didalam fase eksekusi di PLC akan dilaksanakan dengan terstruktur.
Metodologi Pengembangan Software
Disini penulis mengambil 2 metodologi pengembangan software yaitu :
Spiral Methodology Process
Pada pembahasan model spiral methodology process ini akan dikutip pembahasannya dari website qnp.co.id yaitu :
Spiral Model adalah model proses pengembangan perangkat lunak berbasis risiko. Ini adalah kombinasi dari model air terjun dan model iteratif(berulang). Model Spiral mengadopsi pengembangan software dari berbagai model process untuk proyek software berdasarkan pola unique risk yang memastikan proses development yang efisien.
Setiap tahap model spiral dalam rekayasa software dimulai dengan tujuan desain dan berakhir dengan tinjauan kemajuan klien.
Proses development dalam model Spiral didalam SDLC, dimulai dari sejumlah kecil persyaratan dan melalui setiap tahap pengembangan pada rangkaian persyaratan tersebut. Tim rekayasa software menambahkan fungsional untuk kebutuhan tambahan dari setiap spiral yang meningkat hingga aplikasi siap untuk fase produksi/launching.
Berikut merupakan fase dalam Metodologi Spiral dan aktivitas yang terjadi di dalamnya:
- Fase Planning : ini termasuk memperkirakan biaya, jadwal dan sumber daya untuk iterasi. Ini juga melibatkan pemahaman persyaratan sistem untuk komunikasi berkelanjutan antara analis sistem dan pelanggan
- Fase Risk Analysis : Identifikasi potensi risiko dilakukan saat strategi mitigasi risiko direncanakan dan diselesaikan
- Fase Engineering : ini termasuk pengujian, pengkodean, dan penerapan perangkat lunak di situs pelanggan
- Fase Evaluation : Evaluasi perangkat lunak oleh pelanggan. Juga, termasuk mengidentifikasi dan memantau risiko seperti selip jadwal dan kelebihan biaya
Kapan harus memilih metodologi ini ?
- Dalam rekayasa perangkat lunak digunakan saat proyek besar
- Ketika pelepasan harus sering dilakukan
- Kapan pembuatan prototipe dapat diterapkan
- Ketika evaluasi risiko dan biaya penting
- Metodologi spiral berguna untuk proyek berisiko menengah hingga tinggi
- Jika persyaratan tidak jelas dan kompleks
- Ketika perubahan mungkin diperlukan kapan saja
- Ketika komitmen proyek jangka panjang tidak memungkinkan karena adanya perubahan dalam prioritas ekonomi
Kelebihan :
- Perubahan tambahan atau fungsi-fungsi batu dapat dilakukan di tahap selanjutnya jika ada perubahan secara tiba-tiba
- Perkiraan biaya menjadi mudah karena pembuatan prototipe dilakukan dalam fragmen-fragmen kecil
- Pengembangan berkelanjutan atau berulang membantu dalam manajemen risiko
- Pengembangan cepat dan fitur ditambahkan secara sistematis dalam pengembangan Spiral
- Selalu ada ruang untuk umpan balik pelanggan
Kekurangan :
- Risiko tidak memenuhi jadwal atau anggaran
- Pengembangan spiral bekerja paling baik untuk proyek besar hanya juga menuntut keahlian penilaian risiko
- Untuk kelancaran protokol model spiral perlu diikuti dengan ketat
- Dokumentasi lebih karena memiliki fase menengah
- Pengembangan perangkat lunak spiral tidak disarankan untuk proyek yang lebih kecil, karena mungkin menghabiskan banyak biaya
Agile Development Methodology
Pada pembahasan model agile development methodology ini akan dikutip pembahasannya dari website jagoanhosting.com yaitu :
Agile Development Methods adalah sekelompok metodologi pengembangan software yang didasarkan pada pengembangan loop (berulang), dimana persyaratan dan solusinya berkembang melalui kolaborasi antara tim lintas fungsi yang mengatur sendiri, memberikan nilai lebih cepat, dengan kualitas dan prediksi yang lebih baik, dan bakat yang lebih besar untuk merespons perubahan.
Pengembangan Agile mengacu pada setiap proses development yang selaras dengan konsep Agile Manifesto.
Agile Software Development memiliki tujuan sebagai berikut :
- High-value & working App system,
- Iterative, incremental, evolutionary,
- Cost control & value-driven development,
- High-quality production,
- Flexible & risk management,
- Collaboration,.
- Self-organizing, self-managing teams.
Manfaat Menggunakan Agile Development Method :
Dengan Agile Vendor dapat mengurangi pemborosan dengan memfokuskan upaya pengembangan pada fitur bernilai tinggi, dan peningkatan efisiensi. Sehingga client dapat menemukan bahwa vendor lebih responsif terhadap permintaan pengembangan projek.
Bagi tim developer, Penggunaan Agile seperti Scrum dapat menguntungkan anggota Tim dengan mengurangi pekerjaan yang tidak produktif dan memberi mereka lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan yang mereka sukai.
Tak hanya itu, Manajer product dan project juga mendapatkan manfaat saat menggunakan Agile Development Method. Dengan Scrum dapat membuat penyelarasan antara pekerjaan dan kebutuhan klien lebih mudah dengan cara memberikan kesempatan untuk mengutamakan pekerjaan dan memastikan pengiriman nilai maksimum.
Selain itu Agile memiliki kelebihan diantaranya :
- Menambah produktivitas tim
- Menambah kualitas dari perangkat lunak
- Menambah kepuasan dari klien
- Menghemat biaya
Secara umum, ada enam langkah inti dalam agile. Langkah-langkah tersebut adalah:
- Perencanaan : pengembang dan klien membuat rencana mengenai kebutuhan dari software yang akan dibuat
- Implementasi : proses dimana ahli program atau programmer melakukan pencodingan software yang mau dibuat
- Tes perangkat lunak : pengujian software yang telah dibuat dari berbagai aspek seperti control dan bug agar nanti dapat dievaluasi dan dilakukan perbaikan, bisa dibilang disini alpha testing.
- Dokumentasi
- Deployment : diuji coba segi kualitas produk apakah siap/layak untuk di deploy.
- Pemeliharaan perangkat lunak : tentunya segala software perlu pemeliharaan entah dari perbaikan dari bug yang muncul, penambahan fitur atau hal lain untuk pengembangan produk.
Kesimpulan :
PLC (Project Life Cycle) merupakan alur hidup perencanaan projek dari awal hingga akhir, sedangkan SDLC (Software Development Life Cycle) merupakan alur hidup pengembangan sebuah software, kedua hal ini saling terikat dan terhubung dikarenakan dalam PLC memiliki tahap eksekusi dimana SDLC berperan sebagai pengembang produk sebagai acuan tatanan pengembangan produk dari projek yang dijalankan dengan berbagai pemodelan pengembangan yang diperlukan agar produk sesuai dan terstruktur dengan baik. Didalam PLC maupun SDLC tentunya memiliki tahapan perancangan dan juga setiap pemodelan yang dipakai memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal disesuaikan keperluan sebuah projek.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Daur_hidup_pengembangan_sistem , PPT Project Life Cycle dan SDLC perkuliahan. https://sis.binus.ac.id/2019/03/04/project-life-cycle/ , https://cio-wiki.org/wiki/Project_Life_Cycle , https://business.adobe.com/blog/basics/life-cycle , https://qnp.co.id/blog/spiral-model-sdlc-kelebihan-kekurangannya/ , https://www.jagoanhosting.com/blog/apa-itu-agile-development-method/ , https://www.jagoanhosting.com/blog/agile-software-development/ , https://fittechinova.com/blog/detail/metode-pengembangan-agile-pengertian-tahapan-dan-keuntungan
Alat : Google Translate, Blogger, PPT, Website sumber materi.
Komentar
Posting Komentar